top of page
Search

Begini Cara Menghitung Kebutuhan Modal Usaha

Perhitungan biaya yang tepat untuk modal awal usaha merupakan salah satu komponen penentu kesuksesan bisnis Anda. Dengan perhitungan kebutuhan modal usaha, Anda dapat membuat strategi bisnis yang tepat sekaligus merancang skema pembiayaan yang lebih terarah. Umumnya, perhitungan modal usaha didapat dari jumlah aktiva lancar dikurangi utang lancar. Agar lebih jelas dalam memahami cara perhitungan modal usaha, simak beberapa poin penting berikut ini:


Menghitung Besar Aktiva Lancar dan Utang Lancar


Aktiva lancar merupakan aktiva yang dapat dikonversikan ke dalam uang tunai dalam jangka waktu satu tahun. Aktiva tunai terdiri dari uang tunai dan akun jangka pendek seperti uang muka, piutang dagang, serta persediaan. Selain menghitung nilai aktiva lancar, Anda pun perlu menghitung jumlah keseluruhan utang lancar untuk mendapatkan jumlah modal usaha yang sesuai. Utang lancar terdiri dari utang yang masih harus dibayar, utang dagang, serta wesel bayar.


Menghitung Besaran Modal Usaha dari Aktiva dan Utang Lancar

Sumber : Koinworks.com


Misal, perusahaan Anda memiliki aktiva lancar senilai Rp100.000.000 dengan jumlah utang lancar sebesar Rp25.000.000. Untuk menghitung jumlah modal awal, Anda perlu mengurangi jumlah aktiva lancar dan utang lancar. Dari pengurangan aktiva lancar dan utang lancar perusahaan Anda, dapat diperoleh hasil modal awal sebesar Rp75.000.000.


Jika jumlah utang lancar lebih besar ketimbang aktivanya, bisa dikatakan perusahaan Anda mengalami defisit. Kondisi defisit ini dapat menandakan perusahaan Anda membutuhkan tambahan utang jangka panjang. Selain mencari sumber dana lain, Anda dapat menjual sebagian aktiva lancar untuk menutupi defisit perusahaan.


Pisahkan Kebutuhan Modal Menjadi Beberapa Kategori

Sumber : Cermati.com


Untuk memudahkan alokasi modal usaha, ada baiknya kita memahami beberapa kategori modal, antara lain:


  • Modal awal

Modal awal umumnya digunakan untuk membeli alat atau perlengkapan yang penting bagi perusahaan, misalnya gedung. Jumlahnya pun bisa jadi paling besar dibandingkan kategori modal lainnya. Saat membeli atau menyewa gedung maupun perlengkapan penunjang lainnya, utamakan nilai guna serta biaya perawatannya. Bila perlu, siapkan pula dana cadangan untuk mengantisipasi biaya perbaikan.


  • Modal operasional

Modal operasional berkaitan dengan komponen penggerak perusahaan, seperti karyawan dan bahan baku. Perputaran modal awal biasanya terus meningkat seiring berkembangnya perusahaan. Antisipasi pula kebutuhan tempat usaha seperti biaya listrik, telepon, telepon, air, hingga retribusi.


  • Modal tak terduga

Idealnya, Anda perlu mengalokasikan 20 persen dari keseluruhan modal usaha untuk biaya tak terduga. Adanya alokasi dana khusus untuk penanganan potensi kerugian usaha dapat menyelamatkan perusahaan dari risiko kerugian yang lebih besar.


Pengelolaan modal usaha pun harusnya menjadi bagian yang wajib Anda prioritaskan. Demi menciptakan pengelolaan modal dan dana yang terstruktur, Anda memerlukan perangkat khusus yang memiliki beragam fitur untuk memudahkan pencatatan keuangan perusahaan.


Finata hadir memberikan solusi pengelolaan keuangan perusahaan yang lebih mudah, detail, dan akurat. Dengan Finata, Anda dapat melakukan pembukuan dan menganalisis kondisi kesehatan perusahaan berdasarkan data yang dapat diakses dengan cepat. Tertarik menggunakan Finata untuk pengelolaan kebutuhan modal usaha Anda? Cari tahu informasi lengkapnya di sini.

0 views0 comments
Post: Blog2_Post
bottom of page